Jumat, 24 September 2010
klep desmodromic ama pneumatic sih sebenernya fungsinya sama...untuk menutup ruang bakar selama ledakan terjadi...
hanya saja...bedanya untuk menutup klep...tidak menggunakan per sebagaimana layaknya motor² yg beredar di Indonesia...
untuk klep desmodromic...penggerak penutup klep menggunakan cam...sebagaimana layaknya cam pembuka klep...
cam pembuka bekerja mendorong klep...
cam penutup bekerja menarik klep...
untuk klep pneumatic...penggerak penutup klep menggunakan gas chamber bertekanan...
klep pneumatic ini minjam teknologi yg dipakai F1...
tim Rizla Suzie yg pakai...
prinsipnya sama...menutup klep secepat²nya dan serapat²nya...
untuk cara kerja desmo...bisa dilihat disini http://www.bluming.com/projects/desmo.htm
untuk klep pneumatic...cuma ada gambarnya...
mesin silinder segaris dan V bedanya di konstruksi posisi piston/silinder...
kalo inline, silinder tidak membentuk sudut satu sama lain...kalo V, silindernya membentuk sudut satu sama lain...
mesin silinder segaris...contohnya kalo ente buka mesin Carry..ato Kijang..ato Bandit...
mesin V...yg sering kelihatan di Harley...
naaah....kalo ini cara kerjanya mesin Boxer nya motor BMW.
Power Steering
Power Steering merupakan suatu sistem kerja dimana sang pengemudinya tidak perlu menguras tenaganya untuk memutar roda kemudi, karena akan di bantu oleh power steering yang mendapat tenaga dari mesin. Bagaimana cara kerja Power Steering??? Baca terus kebawah ya…..
Secara umum power steering terbagi menjadi 2:
- Hidraulik Power Steering
- Electronic Power Steering
Mengandalkan fluida yang bertekanan. Power steering jenis ini mendapat tenaga dari putaran mesin yang diteruskan menggunakan V-Belt ke vane pump melalui pulley. Putaran tersebut mendorong fluida ke piston dalam power steering. Sehingga apabila roda kemudi di putar (kiri atau kanan), maka fluida bertekanan ini akan mendorong piston sehingga putara roda kemudi terasa ringan.
Didalam vane pump terdapat relief valve, tujuan utama dari relief valve tersebut adalah. Apabila mobil sedang dalam kecepatan tinggi, maka fluida tersebut akan memiliki tekanan yang sangat tinggi. Sehingga dapat menjadi berbahaya apabila roda kemudi tidak sengaja terputar. Oleh karena itu dibuatlah relief valve, sehingga apabila fluida memiliki tekanan yang terlalu tinggi. Tekanan tersebut akan mampu mendorong pegas relief valve. Sehingga fluida yang tadinya di alirkan ke steering gear, akan di bocorkan kembali ke resevoir. Sehingga efeknya roda kemudi/steer akan terasa lebih berat.
Selain vane pump, komponen utama dalam power steering adalah pegas torsi yang berada di dalam steering gearbox. Kerja dari pegas torsi tersebut adalah sebagai pemberi arah dari tekanan fluida dari vane pump sebelum diteruskan ke piston rack.
Electronic Power Steering
Seiring berjalannya waktu, pada mobil – mobil city car. Saat ini sudah tidak lagi menggunakan Hidraulik Power Steering, melainkan menggunakan Electric Power Steering. Elektric Power Steering tidak lagi menggunakan fluida bertekanan sebagai media kerjanya, melainkan menggunakan motor listrik yang mendapat arus dari battery sebagai sumber tenaganya. Pada mobil yang sudah menggunakan EPS, biasanya terdapat angle sensor dalam steering coloumn-nya. Sehingga apabila sensor membaca adanya pergerakkan steer, sensor akan memerintahkan motor EPS untuk bekerja
Macam-Macam Konfigurasi Mesin…
Konfigurasi mesin adalah susunan silinder mesin pada kendaraan bermotor. Setiap mesin memiliki tingkat kerumitan yang berbeda-beda. Setiap mesin biasanya terdiri mulai dari 2 hingga 12 silinder:
- Mesin diatas adalah mesin berkonfigurasi inline cylinder atau silinder segaris. Dengan konfigurasi seperti ini, mesin cukup menggunakan satu poros engkol dan satu garis kepala silinder. Kelebihan dari konfigurasi mesin ini yaitu mudah dipasang dan mudah diservis. Namun kelemahannya adalah mesin jenis ini memiliki tinggi yang cukup tinggi dan tenaga yang dihasilkan tidak sebesar mesin berkonfigurasi V.
- Gambar diatas adalah gambar mesin berkonfigurasi V atau biasanya orang barat bilang V-engine. Silinder disusun ke dalam 2 bentuk, bentuk bersudut 60 atau 90 derajat. Mesin ini menggunakan satu poros engkol. Masing-masing jurnal poros engkol digunakan untuk memasang 2 batang piston. Lantaran memiliki 2 buah blok mesin, mesin jenis ini memiliki dua kepala silinder. Keuntungan mesin ini, yaitu memiliki tenaga yang lebih berlimpah dibanding inline silinder namun kerugiannya adalah boros BBM dan bila rusak lebih sulit diperbaiki dibanding inline.
- Slant Cylinder Engine adalah konfigurasi mesin segaris atau inline namun dengan posisi miring. Mesin jenis ini sama seperti inline dan dengan posisi ini, jenis mesin ini sangat cocok untuk minibus.
- Konfigurasi mesin diatas sering disebut mesin boxer yang digunakan untuk mobil VW dan Porsche. Mesin jenis ini memiliki ketinggian mesin yang cukup rendah, karena sudut antar silinder berlawanan adalah 180 derajat dan hanya dengan satu poros engkol.
- Konfigurasi mesin diatas ini memiliki lebih dari dua silinder dengan mengelilingi sebuah poros engkol dibagian tengahnya. Biasanya konfigrasi mesin ini digunakan untuk mesin pesawat terbang dengan pendingin udara. Kelemahan model ini adalah gerak batang piston yang lambat…
Inline Cylinder |
V-Engine |
Boxer |
Kamis, 16 September 2010
Panduan Jetting Karburator Kawasaki Ninja 150
Ibarat jantung pada manusia, karburator jadi organ penting dalam mesin motor. ‘Sakit’ sedikit, bisa pengaruhi ‘badan’ secara keseluruhan. Begitu pun di Kawasaki Ninja 150 ini, settingan karbu, dalam hal ini spuyer, kerap berhubungan sama komponen-komponen lain di mesin. Tentu hasil utama yang diraih, performa yang baik.
Agar performa Ninja kesayangan tetap baik, bahkan bisa meningkat tentu perlu penyetelan yang sesuai. Gerbangnya, tentu kebutuhan dari penunggangnya sendiri. Akan digunakan sehari-hari, atau di ajang pacu.
Selain kondisi karburator yang tetap bersih, ada lagi yang perlu diperhatikan..
Agar performa Ninja kesayangan tetap baik, bahkan bisa meningkat tentu perlu penyetelan yang sesuai. Gerbangnya, tentu kebutuhan dari penunggangnya sendiri. Akan digunakan sehari-hari, atau di ajang pacu.
Selain kondisi karburator yang tetap bersih, ada lagi yang perlu diperhatikan..
Putaran angin diperbesar seperempat putaran untuk satu step naik | Spuyer, diatur sesuai kebutuhan mesin |
Karburator diameter besar settingan pun berubah | Piston, jadi korban salah settingan spuyer |
Maksudnya, penyetelan pada spuyer mesti disesuaikan sama kondisi mesin yang ada. Apakah sudah diporting/polished, atau ubah kompresi, atau malah masih kondisi standar. Peruntukannya pun demikian, apakah sekadar agar enak digunakan sehari-hari atau sudah untuk kebutuhan lain.
Hal ini diamini Tommy Bramudia dari Ngayun Speed di Kelapa Dua, Jakbar. “Tergantung kebutuhannya, apakah untuk sekadar ubahan agar jadi enak dipakai sehari-hari ada setelannya sendiri,” ujarnya.
Seperti ketika hanya mengandalkan kondisi motor standar dengan karbu standar, tetapi sudah mengganti knalpot. “Cukup menaikkan spuyer pilot jet dari 22,5 jadi 25, lantas setelan anginnya disetel lagi,” tuturnya. Setelan angin ini, misal standarnya dari kondisi tertutup lantas dibuka 1,5 putaran, menjadi satu tiga perempat putaran.
Chemonx pun menyarankan demikian, “Bisa saja jika sesuai kebutuhan mesin dari 22,5 hingga 27,5,” katanya soal karburator standar, Mikuni 28 itu.
Memangnya gejala apa sih kalau settingan spuyer tidak pas? Tentunya tarikan akan terasa tidak enak, seperti mesin meraung terlalu cepat, seperti dikatakan Tommy. “Di putaran atas bisa macet, piston pun bisa pecah!” serunya. Berbahaya, bukan?
Nah, jika mau kondisi lebih enak lagi, tentu tak lagi andalkan karbu standar. Baik Tommy maupun Chemonx menyarankan ganti karbu ukuran lebih besar lagi. “Misal PWM 38 dan PWK 28,” jelas Chemonx.
Untuk karbu besar ini, tentu perlu perlakuan berbeda pada mesinnya. “Tak sekadar porting polished, tetapi sudah mengubah intake manifold, serta coakan pada lubang masuknya, lubang transfer pun sudah pasti diperhalus,” katanya.
Maklum suplai bahan bakar yang melimpah akan mubazir jika terhambat pada jalur-jalur bahan bakar itu. Jadi, settingan pada karbu yang dilego Rp 2,5 jutaan itu pun disesuaikan pula dengan kondisi mesinnya. “Umumnya pakai pilot jet 52 hingga 55 dengan main jet 168,” lanjutnya.
Sementara, jika ingin karakter di bawahnya, seperti biasa disebut korek harian, dengan mengandalkan knalpot racing, porting polished serta penghalusan lubang transfer, bisa pakai karbu PWK 28.
“Karbu PWK 28 ini banyak dipakai pengguna Ninja 150 RR,” ujar Chemonx. Sebab, menurutnya skep karbu RR itu tidak krom, sehingga penyakitnya karbu seret. Jadi, sekalian dapat performa lebih baik, karbu standar Mikuni 28 itu ditukar PWK 28 yang berharga Rp 1,75 jutaan.
Settingan spuyernya pilot jet mulai 48 hingga 50 sementara main jet tak kerap diubah, tetap 152. “Settingan ini pun tentu sangat berhubungan sama kondisi lainnya,” ujarnya kemudian. Jadi bisa dilihat dari derajat pengapian juga, kondisi busi dan lainnya. Jika terasa kurang pas, bisa saja pengapian dimajukan lagi.
Intinya, penyetelan spuyer ini sungguh bergantung pada kebutuhan dan kondisi mesin. “Malah mesin sama-sama standar pun bisa jadi setelannya berbeda, tergantung ‘permintaan’ mesin,” ulas Tommy. Hal serupa dikatakan Andri Irwan alias Chemonx.
Langganan:
Postingan (Atom)